Mengenai Saya
Popular Posts
-
Judul : Pasangan Sempurna Judul Asli : Perfect Match Penulis : Jodi Picoult Alih bahasa : Julanda Tantani Penerbit : PT.Grame...
-
Judul Asli : Red Penulis : Fhily Anastasya Desainer : Chyntia Yanetha Penata Isi : Abdurrahman Penerbit : PT.Grasindo Cetakan...
-
Sebagai pencinta pembaca buku yang biasa-biasa saja, di awal tahun 2015 ini saya mencoba ikut Reading Challenge 2015 dengan berga...
Blogroll
Blog Archive
Category List
Diberdayakan oleh Blogger.
Rabu, 07 Januari 2015
Judul :
Pasangan Sempurna
Judul Asli
: Perfect Match
Penulis :
Jodi Picoult
Alih
bahasa : Julanda Tantani
Penerbit :
PT.Gramedia Pustaka Utama
Cetakan :
I, Mei 2010
Tebal: 504
Halaman
ISBN :
978-979-22-5768-7
Sinopsis
Buku :
Nina Frost,
pengacara untuk anak-anak yang dianiaya. Bekerja keras memastikan sistem hukum
yang memiliki banyak lubang bisa menahan para pelaku kejahatan di belakang
terali. Tapi ketika anak laki-lakinya yang berusia lima tahun, Nathaniel, mengalami
trauma karena penganiayaan seksual, Nina dan suaminya, Caleb---seorang
pengrajin batu yang tenang dan praktis---hancur, tercabik-cabik dalam amarah
dan keputusasaan di hadapan sistem pengadilan yang menggelikan, sesuatu yang
Nina kenal dengan baik. Dengan mudahnya kejujuran dan pembelaan absolut Nina
dijungkirbalikkan, dan dengan membabi buta dia mencari sendiri keadilan bagi
anaknya---apa pun konsekuensinya, apa pun pengorbanannya.
***Review***
Perfect Match, buku yang
terdiri dari 9 bab dengan 3 bagian alur cerita sangat
mendebarkan menurut saya. Penceritaan tiga tokoh sentral sebuah keluarga di
Maine, yakni Caleb, Nina Maurier Frost dan seorang anak
laki-laki lima
tahun bernama Nathaniel Patrick Frost. Di bagian
pertama, mereka tergambar sebagai keluarga harmonis,
Caleb “Ia perajin batu-- jalan setapak dari bata, perapian, anak tangga
dari granit dan dinding batu” (Hal.18). “Dia pria yang pintar, tapi juga cermat dan berhati-hati” (Hal.19).
Sedangkan
Nina
berprofesi sebagai asisten Jaksa Wilayah,
menangani kasus penganiayaan seksual terutama yang korbannya anak-anak, merupakan pekerjaan yang selalu dicintainya.
Keluarga
tersebut tiba-tiba terusik dengan perubahan anak mereka, Nathaniel
bocah berambut pirang dan bermata coklat itu tidak lagi menjadi biasanya yang
riang dan ceria, malah terlihat
sedikit lesu, mulai ngompol lagi padahal dia sudah bisa
pipis ditoilet selama tiga tahun) dan tak mau berbicara. Nina
merasa ada yang tidak beres dengan anaknya, selain
karena perubahan-perubahan itu serta berdasar pengamatan Miss Lydia (pengajar sekolah), Nathaniel menjadi
agresif disekolah dengan merusak pekerjaan anak-anak lain, dan saat
jam bermain di lapangan Nathaniel terjatuh keras karena mencoba melompat di
ketinggian mainan JungleGym yang
dipanjatmya.
Nina
dan Caleb berupaya memeriksakan Nathaniel
ke tempat praktek dokter anak. Dr.Ortis berpendapat “kadang-kadang apa yang kelihatannya seperti penyakit fisik
ternyata bukan penyebabnya” (Hal.54), dan mengusulkan
untuk memeriksakan Nathaniel lebih lanjut ke dokter spesialis, tepatnya Psikiater Dr.
Christine Robichaud di Portland. “Nathaniel sedang mengalami kelainan somatoform, yang membuatnya bisu tanpa ada penyebab fisik” (Hal.74), menurut diagnosa Dr.Robichaud. Di saat orangtuanya berbincang dengan dokter tersebut, Nathaniel yang sudah
mulai merasa
bosan dengan
aktivitas mewarna dengan krayon-krayon, dia melihat sebuah boneka anak laki-laki. “Di atas pangkuannya, dia memegangi boneka yang ditelungkupkan. Dengan
tangan lain, dia menusukkan krayon di pantat boneka itu” (Hal.58). Walaupun tanpa bicara, perasaan dan hati orangtua mana
yang tidak perih melihat bukti
nyata kebenaran yang diperlihatkan seorang anak lima tahun,
Nathaniel ternyata dilukai secara seksual.
Dr.Robichaud kemudian meneruskan informasi ini ke Monica LaFlamme, seorang petugas bagian
Penganiayaan Anak di Bureau of Children untuk ditindaklanjuti sebagai kasus.
“Aku
pernah bertemu para penganiaya anak-anak. Mereka tidak mengenakan tanda, merek,
atau tato yang menunjukkan perbuatan mereka. Semuanya tersembunyi, di balik
senyum kebapakan yang ramah; tersimpan di belakang kemeja yang terkancing rapi.
Mereka tampak seperti kebanyakan dari kita, dan justru itulah yang sangat
menakutkan—mengetahui monster-monster itu bergerak di antara kita, dan kita tak
bisa mengenali mereka” (hal.105).
Nina berusaha membangun komunikasi
dengan Nathaniel yang mendadak bisu melalui bahasa isyarat berbekal panduan
Buku Isyarat Amerika. Sayangnya dugaan tersangka mengarah kepada Caleb, saat Nathaniel berulangkali mengisyaratkan kata “bapak” dengan
tangannya, padahal Caleb sendiri mencurigai Patrick Ducharme, seorang Detektif di Biddeford
sekaligus sahabat dekat Nina sebagai pelakunya. Karena berbagai dugaan keluarga tersebut mulai pecah, Nathaniel pun frustasi karenanya, dalam hatinya yang dia maksudkan bukan
itu. Di ruang
praktek Dr.Robichaud Nathaniel merobek-robek Buku Isyarat
Amerikanya
dengan kesal dan tertegun melihat kertas yang judulnya ada Simbol-simbol Religius, akhinya gambar isyarat inilah yang dia cari dan ingin ditunjukkan.
Dengan
bantuan
kepolisian setempat serta Letnan Patrick (seseorang yang mencintai
Nina diam-diam
semenjak kecil), kasus
tersebut mulai ada titik terangnya dan pedofil tersebut ditahan walaupun
menyangkal. Terdakwa sampai pada persidangan penuntutan
perdana pada tanggal 13 Oktober 2001 untuk diadili,
sayang
Nina bertindak sendiri
dan spontan saat terdakwa memasuki tempat, menembak terdakwa dengan empat
peluru secara bertubi-tubi.
“Aku melakukan apa yang harus kulakukan” (hal.179)
sahut Nina kepada Patrick.
***
“Ubahlah
sudut pandangmu, dan perfektifmu akan benar-benar berbeda” (Hal.9).
“Merasa
dikhianati, patah hati, dan merasakan kepedihan putranya, dia mulai kehilangan
pegangan atas apa yang yang benar dan apa yang salah ”(Hal.391).
“Kita
semua diajari untuk mempertahankan diri, kita semua diajari untuk membela
orang-orang yang kita sayangi” (Hal. 469).
Alur
bagian kedua dan ketiga tidak kalah mengejutkan dan mengaduk emosi, juga ada beberapa tokoh terbaru yang dimunculkan sehingga menambah
kayanya jalan cerita. Dengan riset yang matang, Jodi Picoult pandai membuat konflik
di buku ini, sehingga pembaca dibuat penasaran untuk segera menuntaskan per
babnya. Bagaimana
dengan kehidupan Nina, Caleb dan Nathaniel sebagai
sebuah keluarga pasca
kejadian itu?, Apakah Nathaniel dapat berbicara kembali dan menghilangkan traumanya?, Bagaimana dengan Patrick, sahabat
sekaligus laki-laki yang juga mencintai Nina, apakah berhasil merebut hatinya?
“Setidaknya,
rasa iri muncul karena menginginkan sesuatu yang bukan milikmu. Tapi rasa sedih
muncul karena kehilangan sesuatu yang tadinya kau miliki” (Hal.403).
Dan
sedikit kekurangan dari buku ini, terdapat typo di Hal. 218 disebutkan uang
jaminan terbilang sepuluh ribu dollar, padahal di Hal. 215 ditulis dan
dtetapkan sebesar 100.000 dollar. Adapun pelajaran yang dapat ditangkap dari
buku ini:
1)
Dalam kehidupan bersosial anak-anak dengan orang lain, baik yang sudah dikenal,
maupun yang baru dikenal, sebaiknya orangtua memberikan sedikit pengetahuan
tentang pendidikan seksual [dengan bahasa yang dipahami anak tentunya], agar
anak-anak bisa berhati-hati dalam menjaga diri,
2)
Dalam bertindak, berpikir panjanglah dahulu dan pikirkan juga sebab-akibat yang
terjadi nantinya.
Untuk pembaca yang biasa suka menikmati
cerita yang sedikit serius dengan tema drama keluarga hubungan ibu-anak,
memuat romance dan detektif,
serta bersinggungan dengan dunia hukum dan medis, buku ini saya
rekomendasikan untuk Anda baca :)
Label:
Fiksi Terjemahan,
RC 2015,
Review Buku,
ReviewRC2015Jan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 komentar:
ah, selalu suka dengan karya Jodi Picoult. Yup, risetnya memang dilakukan dengan serius.
Dan satu yang membuat saya jatuh cinta, Jodi Picoult selalu mengangkat drama keluarga, seperti yang ditampilkan dalam novel ini juga.
Btw, reviewnya lengkap ya (^_^)
Oiya, salam kenal ya Mbak (^_^)
Aku belum pernah baca karyanya Jodi Picoult -_-
@Atria Sartika: saya juga sampai sangat serius membacanya Mba :D ,saya penasaran sama judul Sister Keeper Mba, bikin perih juga gak? saya masih pemula dalam mereview, mohon arahannya. Salam kenal dan terima kasih juga Mba :)
@Fardelyn Hacky: cerita di novel ini bagus Mba menurut saya :D ,Salam kenal yaa Mba ^^
Jodi Picoult salah satu favoriteku, dia selalu memadukan hukum dan medis serta dilema soal moral dan kasih sayang. Favoriteku di antara semua karyanya masih My Sister Keeper tapi jelas ketika membaca ini ikut merasaka kemarahan, kekhawatiran, kecemasan dan keputusasaan Nina Frost, dipertengahan sempat marah dengan Caleb tapi pada endingnya dia melakukan hal salah entah kenapa yang membuat saya sebagai pembaca memaklumi. Reviewnya bagus sekali mbak dan sala m kenal :)
@Citra Rizcha Maya: Mba sudah baca semua karyanya juga yaa^^. iyaa Mba saya juga sempat geram sama Caleb kok sabar banget, sementara Patrick kelihatan yg lebih mendukung Nina..
Salam kenal juga Mba, terima kasih sudah mau berkunjung :)
Review-nya kereen! Saya jd pengen nyari buku ini untuk dibaca :D
Udah masuk daftar beli sejak November 2014, belum kesampaian :)
@Farah Dilla: Saya masih belajar nulis Mba, masih belum sempurna pada umum dan khususnya :D Semangat berburu buku ini Mba ;)
@Shabrina ws: semoga kesampaian yaa Mba tahun 2015 ini ;)
All: terima kasih atas kunjungannya..
Posting Komentar